Langsung ke konten utama

Postingan

Unggulan

Cahaya yang Ditelan Gerimis

  sumber: pinterest.com “Selamat tinggal, Maga!” lambaian serta suara dinginnya mengalahkan kasmaran senja. Semu merah bernuansa jingga tampak tak ingin mendebat, semudah itukah Arjuna berubah. Padahal,  beberapa gulir musim semi diarungi bersama canda tawa. Bisa saja aksi meluncurku ke jembatan kali ini merupakan hal konyol terakhir yang dilihatnya. Di lain sisi, peristiwa itu menyisakan jejak-jejak kepedihan. “Apa kau sudah gila? Loncat dari atas jembatan lalu tercebur ke kolam,” cemooh orang-orang yang berlalu lalang. “Ini bukan bunuh diri,” pikirku, Aku sengaja meluncurkan diri ke kolam hanya untuk meluapkan emosi . Rasanya,   air kolam yang sudah disesaki rumput dan lumut berusaha bersepakat tentang enigma yang mencoba bersetubuh pada jiwa . Ratapan dan tangis an  selalu berteriak dalam jeritan hati yang menancapkan rasa bimbang. Kakiku masih saja terasa kram. Aku tak mampu berdiri untuk beberapa saat. Pikiran melayang menggambarkan  ibu yang selama ini jadi  orang tua tunggal. Se

Postingan Terbaru

Seringai Senyum Pengantar Kematian Ibu